Kamis, 24 Februari 2011

SARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN SIAPKAH MENGHADAPI TANTANGAN???


Sebuah pertanyaan mungkin akan bersarang dalam pikiran mahasiswa baru Teknologi Pendidikan, bahkan beberapa mahasiswa yang telah memasuki tahun ke-2 Teknologi Pendidikan tentang “apa sebenarnya Teknologi Pendidikan itu dan akan jadi apa sarjana Teknologi Pendidikan” (uwes dalam www.fakultasluarkampus.net).
Sebenarnya bagi mahasiswa yang mau berfikir dan mencari ilmu lebih mendalam, setiap ilmu yang diberikan memiliki satu profesi tersendiri dan mampu mengembangkan kreatifitas individu. Namun sayangnya mahasiswa sekarang, meskipun tidak semuanya, menilai banyak ilmu yang diberikan melalui mata kuliah jurusan adalah sia-sia, useless .
Ada beberapa kompetensi yang dapat diperoleh mahasiswa untuk menjadi seorang sarjana Teknologi Pendidikan. Kompetensi ini mengacu pada kawasan yang harus dikuasai sarjana Teknologi Pendidikan. Definisi teknologi pendidikan menurut AECT tahun 2004, menyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola dan mengevaluasi proses dan sumber belajar.
kawsan-tp-garapan
Berdasarkan kawasan TP, seorang sarjana teknologi pendidikan dapat berprofesi sebagai berikut:
• Perancang proses dan sumber belajar ; dimana lingkup pekerjaannya  meliputi perancangan sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar
• Pengembang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan komputer dan teknologi terpadu lainnya.
• Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar ; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemnafaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institusionalisasi model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
• Pengelola proses dan sumber belajar ; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan sistem informasi pendidikan.
• Evaluator/peneliti proses dan sumber belajar ; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan penelitian kawasan pendidikan lanilla.
Tujuan utama teknologi pendidikan tidak hanya memecahkan masalah belajar tapi juga meningkatkan kinerja. Definisi ini lebih memperjelas bahwa lapangan pekerjaan teknologi pendidikan cukup luas, tidak hanya terbatas di lingkungan persekolahan saja tapi lebih jauh juga meliputi lingkungan non-persekolahan seperti organisasi pada semua sektor baik pemerintah maupun swasta sejauh terkait dengan upaya pemecahan maslah peningkatan kinerja melalui proses pembelajaran (instrcutional proceses).
Prof. Yusufhadi Miarso, membagi kawasan bidang garapan teknolog pendidikan menjadi enam, dimana Ia menambahkan kawasan penelitian setelah kawasan evaluasi. Tampak jelas bahwa kompetensi S1, lebih ditekankan pada kawasan pemanfaatan/penggunaan. Sementara, untuk S2 lebih menekankan pada fungsi pengelolaan, penilaian dan penelitian disamping perancangan (desain) yang setingkat dibawah S3. Untuk S3, lebih memfokuskan diri pada penilaian dan penelitian disamping perancangan. Hasil survey ini telah memberikan gambaran bagi lembaga penyelenggara pendidikan porgram studi teknologi pendidikan dalam menyusun kurikulum serta kebutuhan sumber daya laninnya untuk menunjang pendidikan jenjang S1, S2 dan S3.
Secara jelasnya beberapa profesi sarjana teknologi pendidikan baik S1 atau S2 TP yang linear yang saat ini terjaring antara lain:
• Sebagai perancang pelatihan dan kurikulum untuk Balai Pendidikan dan Pelatihan seperti di Depag, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Balai pelatihan angkatan darat di Bandung
• Sebagai pelayanan nasabah di Bank Rakyat Indonesia
• Bekerja di bidang pertelevisian (boardcasting), radio, surat kabar
• Tenaga pendidik mulai tingkat SD hingga Perguruan Tinggi
• Wirausaha bidang sablon, dan cuci cetak film
• Dan ragam profesi lainnya.
Namun perkembangan teknologi pendidikan saat ini sedikit bergeser kearah teknologi informasi dan komunikasi, mengingat perlunya tenaga pengajar untuk mata pelajaran TI&K di sekolah. Untuk itu kesarjanaan teknologi pendidikan lebih terfokus lagi, meskipun sebenarnya kesarjanaan teknologi pendidikan yang ada saja sudah sangat bagus dan menjanjikan.

Secara jelasnya, TI&K saat ini adalah konsentrasi Teknologi Pendidikan, artinya mereka masih dibawah naungan TP, dimana persentase mata kuliahnya 80% TP dan sisanya 20 % TIK, hanya dibedakan beberapa mata kuliah komputer saja. Saat ini bila dilihat peluang kerja TP masih meliputi tenaga pengajar TI&K, namun satu saat dimana konsentrasi TI&K itu menjadi program studi sendiri maka kedudukan sarjana TP sebagai guru TI&K agar bergeser atau bersaing dengan kandang sendiri.

Untuk itu bagi mahasiswa/lulusan Teknologi Pendidikan tak usahlah anda berkecil hati dan bingung, satu kunci sukses meraih semuanya adalah keyakinan dan keseriusan. Hidup dan bersemangatlah sarjana dan mahasiswa Teknologi Pendidikan, this is your time to make a better than last.

 sumber tulisan :
http://istpi.wordpress.com/2009/02/12/sarjana-teknologi-pendidikan-dan-fenomena-baru/

Senin, 21 Februari 2011

SUMBAR LEBIH MEMPESONA DARI BALI

Sumatera Barat merupakan sebuah provinsi yang memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa dimulai dari kepulauan yang indah, 4 danau yang membentang begitu mempesona, pegunungan yang dihiasi hutan yang enak dipandang mata dan masih banyak lagi lainnya. Itulah maha karya sang pencipta
Tidak itu saja Sumbar dikenal memiliki penduduk yang ramah dan akrab dengan pendatang. Dan satu hal yang tidak bisa dilupakan orang jika mendengar Sumbar adalah masakannya. Masakan dari sumbar telah dikenal banyak orang, baik di Indonesia maupun mancanegara.
Sumbar dengan segala potensi yang dimilikinya selama ini belum begitu terkenal dari segi pariwisata. Orang lebih cendrung mengenal sumbar dengan masakan rendangnya. Padahal dari segi pariwisata daerah ini memiliki semuanya, namun kenapa kita masih tertinggal dari daerah lain? Hal ini terjadi Karena selama ini kita kurang memperhatikan sektor ini. Sektor pariwisata tidak dijadikan suatu hal yang utama, padahal daerah seperti Bali dikenal orang karena pariwisatanya yang tersohor diseluruh dunia. Bahkan orang luar negri lebih kenal Pulau Bali dari pada Indonesia.
 Pemerintahan Sumbar seharusnya mampu untuk mengembangkan dan mengelola sektor pariwisata ini. Selama ini pengelolaan di berbagai objek wisata yang ada terkesan diabaikan. Contohnya Didanau kembar yaitu: danau di Atas dan danau di Bawah yang bertempat di Kabupaten Solok. Danau yang begitu indah yang dikelilingi oleh pegunungan dan memiliki panorama yang begitu mempesona.  Namun tidak ditunjang oleh fasilitas dan prasarana yang memadai, seperti penginapan ataupun tempat permainan anak-anak. Sehingga berakibat rendahnya jumlah wisatawan yang melancong kedanau ini. Hal ini cukup disayangkan sekali terutama oleh masyarakat Solok, yang mereka seakan merasa  pemerintahan didaerah tersebut tidak memilki komitmen untuk memajukan potensi yang dimilikinya. Hal ini hanya sedikit contoh untuk mewakili bagaimana keadaan dunia pariwisata di Provinsi Sumbar.
Pariwisata Sumbar saat ini ibarat seorang gadis yang cantik dan anggun yang belum tersentuh namun semua orang tertarik dan tak berkedip melihat pesonanya. Orang-orang yang pernah datang ke Sumbar pada umumnya merasa takjub terhadap potensi yang ada di daerah ini, namun mereka berharap agar pemerintah melengkapi sarana dan fasilitas pendukung sehingga dengan pengelolaan yang baik wisatawan akan merasa betah jika berkunjung ke sebuah objek wisata. Hal yang terjadi cukup ironis, banyak objek wisata yang tidak dikelola dengan manajemen yang professional.  Sehingga pelayanan yang diberikan kepada para wisatawan sangat minim sekali.
Pada dasarnya untuk memajukan sektor pariwisata Sumbar harus ada sinergitas antara semua pihak yang ada, tidak hanya dinas pariwisata namun semua pihak harus pro aktif dalam mengembangkan pariwisata di daerah ini. Perkembangan sector pariwisata juga tidak terlepas dari perkembangan sector lainnya seperti : kebudayaan masyarakat. Sumbar yang memiliki khazanah budaya yang luar biasa seharusnya bisa mengembangkan wisata budaya seperti halnya Pulau bali. Kesenian daerah yang kita miliki akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk melancong kedaerah ini. Selain itu kesenian dan budaya yang kita miliki tidak hilang ditengah gencarnya harus westernisasi dan modernisasi.
Gubernur Sumbar Irwan prayitno pernah mengungkapkan bahwa kita harus menjadikan sumbar sebagai daerah tujuan wisata di Indonesia yang kedua setelah Bali, hal ini cukup beralasan karena selain kaya dengan dengan wisata alam dan  budaya, Sumbar juga termasuk sebagai salah satu dari tujuh daerah tujuan wisata di Indonesia. Selama ini potensi itulah yang kurang kita maksimalkan ungkapnya.
Untuk mendorong pertumbuhan pariwisata maka pemerintah harus mampu mendorong event-event nasional dan internasional untuk diselenggarakan di Sumbar, Seperti : tour de singkarak. Event seperti ini selain membuktikan eksistensi sumbar di kancah internasional juga akan banyak mendatangkan wisatawan.
Untuk melaksanakan event-event yang sifatnya berskala nasional maupun internasional maka pemerintah harus memperbaiki infrastruktur yang ada seperti akses jalan, penginapan, restoran, kemudahan akses informasi maupun fasilitas pendukung lainnya seperti : tempat perbelanjaan. Dan satu hal yang penting dilakukan adalah kita harus mampu menciptakan keamanan dan kenyamanan kepada wisatawan selama berada di Sumbar.
Masyarakat juga harus diikut sertakan dalam pengembangan sebuah objek wisata di daerahnya, hal ini cukup beralasan karena masyarakatlah yang akan banyak berinteraksi dengan wisatawan yang datang kedaerahnya.  Semakin tinggi intensitas wisatawan yang berkunjung kedaerah tersebut maka akan dapat meningkatan pendapatan masyarakat. Seperti dengan berjualan makanan atau berjualan souvernir hasil kerajinan mereka. Dengan pengelolaan pariwisata yang baik maka bukan tidak mungkin agen dan travel wisata akan mengarahkan wisatawan untuk berkunjung ke Sumbar.
Perlu langkah konkret dan tidak sebatas wacana
Membicarakan tentang pengembangan pariwisata di daerah ini memang suatu hal yang menarik. Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk membulatkan tekad untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor yang menjadi andalan di provinsi sumbar, namun apakah hal tersebut sudah sejalan antara konsep yang direncanakan dengan realita yang ada saat ini ?
Memang kita patut mengapresiasi setiap kegiatan yang mempunyai cita-cita untuk memajukan pariwisata di ranah minang ini, namun jika itu hanya sebatas wacana dan tidak ada langkah konkret sungguh disayangkan sekali, sebuah cita-cita mulia namun tidak mampu realisasikan. Berbagai persoalan yang ada harus menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk membenahi sector ini, dan tanpa adanya dukungan dari semua pihak dan masyarakat keinginan tersebut akan sulit tercapai.
Kita harus bersama-sama mengelola dan mengembangkan potensi ini karena Sumbar ini ibarat sebuah sungai yang dipenuhi oleh kepingan dan butiran emas, ia butuh orang yang terampil untuk mengolah dan memanfaatkannya, sehingga ia menjadi perhiasan yang menjadi kebanggaan setiap orang yang memakainya. Itulah yang terjadi dengan potensi didaerah ini, ia hanya butuh orang-orang yang terampil untuk mengelolanya, Sehingga ia bernilai jual yang tinggi. Dan apa yang dicita-citakan oleh setiap masyarakat sumbar untuk menjadikan sumbar sebagai daerah tujuan wisata kedua setelah bali dapat terwujud, dan bahkan mungkin bisa lebih baik dari Pulau Bali. Hal tersebut sangat tergantung dengan keinginan dan usaha kita untuk mengoptimalkan potensi tersebut.
Terlepas dari persolan tersebut kita patut bersyukur kepada allah. SWT yang memberikan karunianya dengan memberikan keindahan alam yang sangat luar biasa kepada provinsi Sumbar. Dengan karunianya itu kita sudah selayaknya mengelolanya secara bijak dan dapat bermanfaat untuk kepentingan orang banyak.